Saturday, April 19, 2008

Minggu Tegang

Masa sekarang adalah salah satu masa penantian penting bagi keluarga kita. Umi sendiri rasanya harus mengkapling otak agar semua hal bisa terfikirkan dengan jernih dan karenanya jadi bisa menentukan sikap yang proporsional menghadapi semuanya.
Hari ini teh Inab mengikuti kembali kompetisi Biologi, kemarin sempat telpon umi minta do'anya. Agak heran juga, seharusnya Inab sekarang konsentrasi menyiapkan UANnya, lagi pula di kelas dua Inab sudah mewakili sekolah mengikuti olimpiade biologi, walaupun hanya sampai tingkat provinsi. Apa sekarang masih bisa mewakili sekolah, padahal sebentar lagi inab Insya Allah lulus SMP. Tapi umi belum sempat nengok Inab di asramanya, jadi belum sempat bicara sama guru-gurunya juga.
Besok tanggal 20 April adalah hari pengumuman diterima tidaknya Aa di SMPIT Asy-Syifaa, setelah penantian selama 20 hari setelah tes masuk, maka besok kita akan tahu hasilnya. Kita berharap Aa bisa diterima, sebab kalau tidak artinya ada persiapan ulang untuk tes masuk SMP Negeri. Padahal selama April ini hingga Pertengahan Mei Aa benar-benar marathon bekerja keras melakukan semua rangkaian ujian praktek, termasuk tes lari marathonnya juga dan ujian tulis yang akan berakhir dengan UAN dan UAS BN sebagai puncaknya.
Tapi Aa benar-benar membuat umi bangga, soalnya jarang ada anak seusianya yang begitu calm menghadapi semuanya, hebatnya lagi Aa dari awal semester ini tidak lewat shaum sunnah dan lebih rajin tahajud, alhamdulillah....
Berikutnya hari selasa besok 22 April adalah hari perang bubatnya teteh Atif dan teteh Aqim. Mereka akan melaksanakan UAN yang ditakuti anak-anak SMA itu, disini yang ketar-ketir umi, soalnya kok teteh-teteh kelihatannya pada tenang-tenang aja. Tapi kalo difikir-fikir ini memang gayanya teteh-teteh sejak dulu. Dimasa-masa orang lain sibuk belajar dari pagi sampai pagi, ini malah masih semakin sering berenang, katanya hari-hari ini mereka perlu cooling down dan relaksasi. Weleh-weleh, sebagai orang tua apalagi yang bisa umi lakukan selain memberikan kepercayaan dan mendoakan.. Habis kalo nggak yang ada malah situasi jadi buruk dan ini yang kita hindari, kalo anak sudah merasa punya kebijaksanaan sendiri, kita hanya bisa jadi pengawal yang baik dan partner diskusi yang bijaksana.
Gak terasa bentar lagi kalau semua berjalan sesuai rencana, teteh-teteh kuliah, teh inab jadi murid SMA, Aa mesantren, Naj masuk sekolah sama Abe, tinggallah umi sendiri. Umi kok merasa jadi sepi...=
Tapi yang siap-siap sumringah malah abinya. Sudah siap-siap mengganggu umi, soalnya sekarang bakal nggak ada saingan...:)

No comments: